anak dameeSyair-syair Do daidi atau yang sering disebut kebiasaan meng-‘ayoen aneuk’ selain mengangkat fakta tentang sejarah, juga amat kental dengan nilai-nilai agama. Bagi masyarakat Aceh Do daidi memiliki peran besar dalam pembangunan akhlak anak. Sebagian besar masyarakat aceh, khususnya yang berada di pedesaan, sejak usia dini, sudah mengenal dengan kebiasaan ini. Bahkan, do daidi telah menjadi media pendidikan yang pertama dan utama yang disampaikan ibu kepada anaknya. 

Fakta sejarah Aceh telah membuktikan bahwa do daidi telah memberikan pemahaman yang penting bagi orientasi hidup sang anak. Pada masa perjuangan melawan Belanda, Jepang dan akhirnya sampai masa Konflik Aceh gagasan dan pandangan tentang perjuangan dan peperangan dikobarkan sang ibu kepada anak melalui syair-syair do daidi. Sang anak diajak untuk menjadi pejuang, petempur yang bahkan rela mati di medan laga.  “Sejak awal jiwa patriotik sudah ditanamkan pada anak-anak,” kisah Nurdin penulis lirik do daidi dalam kelompok Komunitas Nyawoung (Tempo, 20/XXXIII 12 Juli 2004)

Namun, pasca tsunami dan konflik Aceh, syair-syair do daidi berubah total. Pesan patriotic, perang dan perjuangan berubah menjadi pesan-pesan yang bernuansa agamis dan perdamaian. Saya mencoba mengutip sepenggal syair dari Syech Po, seorang penyair perempuan yang tinggal di Aceh Barat dalam lagunya yang berjudul   ’Keadilan” sebagai berikut ‘Ka reayek gata po ban ta sedang. Dengo penasan bak ayah ngon ma. Oh gata rayek aneuk lon sayang. Bedoh berjuang jalan agama” (Jika besar nanti. Dengarlah pesan/nasehat ayah dan ibu. Jika besar nanti anakku sayang. Bangkit berjuang untuk agama)

Pertanyaan selanjutnya adalah mungkihkah do daidi masuk ke ruang kelas, sebagai media pembelajaran alternative bagi generasi Aceh masa depan Aceh? Pertanyaan ini mungkin bukan untuk dijawab sekarang, sebagai sebuah pertanyaan penggugah adalah perlu untuk dilemparkan ke pembaca. Tetapi yang pasti do daidi, melalui syair-syairnya berperan besar dalam mempengaruhi karakter anak. Syair meninabobokan bayi ini memiliki  kandungan makna yang sangat mendalam akan ‘masa depan’ seorang anak manusia. Syair-syair do daidi seakan-akan menjadi lampion bagi anak manusia untuk penerang dalam jalan hidupnya.