Situasi Aceh menjelang pemilu legislatif 2009 semakin panas. Berbagai kasus kekerasan, intimidasi dan bahkan penembakan yang memakan korban jiwa marak terjadi. Sebagian kalangan menuntut perlunya keterlibatan pemantau asing, sebagian kalangan yang lain mengatakan tidak perlu. Sebagian kalangan mengatakan sebabnya adalah ‘oleh karena itu’, sebagian yang lain mengatakan ‘adalah karena ini’slide16

Antara ‘oleh karena itu’ dan atau ‘adalah karena ini’ di dalam ruang publik menganga curiga mencurigai, tuduh menuduh yang selalu mewarnai konstelasi politik jelang pemilu yang sebentar lagi akan dicontreng.

Ini fakta yang menjadi kecemasan publik di Aceh. Akankah tercipta pemilu damai? Ataukah jangan-jangan Aceh akan kembali ke titik nol.

Tiga puluhan tahun sudah Aceh terjerembab dalam konflik panjang yang telah menelan ribuan jiwa. Sampai-sampai ada yang bilang, hanya Tuhan yang mampu menyudahi derita dan air mata itu. Tuhan pun turun tangan. Persis 26 Desember 2004, gelombang Tsunami menghantam Serambi Mekah. Publik pun istiqfar.

Sekarang, menjelang pemilu, suhu politik itu mulai panas lagi. Entah ini ‘dosa’ siapa, sampai kini masih teka-teki.

Padahal publik di Aceh menginginkan Pemilu 2009 adalah pemilu yang damai. Selain karena memang seharusnya begitu, tetapi juga karena Pemilu di Aceh adalah yang spesial, karena peke Parlok (Partai Lokal).

Enam Partai Politik Lokal Aceh (Partai Aceh, Partai Daulat Atjeh, Partai Aceh Aman Sejahtera, Partai Bersatu Aceh, Partai Rakyat Aceh, Partai Suara Independen Rakyat Aceh) akan turut memeriahkan pesta demokrasi bersama puluhan partai nasional.

Seharusnya suasana yang tercipta di Aceh menjelang Pemilu adalah suasana yang aman-aman saja. Karena publik akan dan mau melihat pesta demokrasi yang sesungguhnya. Aceh yang damai itu yang bagaimana. Tetapi sayang, secara perlahan bara itu kian merah dan panas. Akankah Aceh kembali ke titik nol?

Sebelum panas itu membakar, dan sebelum Tuhan harus turun tangan untuk yang kesekian, sebaiknya kita berbenah. Mari kita duduk di satu meja. Kita cari akar masalah, kita temukan sebab-sebab, kita pecahkan bersama-sama, lantas temukan solusinya. Semua pihak, semua partai politik (baik partai lokal maupun nasional) pemerintah, TNI, Polri dan Lembaga Swadaya Masyarakat dan juga masyarakat Nanggroe Aceh Darusallam. Mari kita ciptakan nuansa damai, wujudkan suasana kondusif, hilangkan dendam dan angkara murka, redam curiga dan cemburu, pupus segala keangkuhan dan kepongahan.

Sallam, sallam damai, sekarang dan di sini, dari sini dari diri sendiri.

Ket. Gambar: Logo Pemilu Aceh Damai yang dikampanyekan SUNSPIRIT, For Justice and Peace.