Orang bijak selalu berkata ‘Ungkapkan cintamu dengan kata-kata’. Ya, kata-kata alias bahasa merupakan ‘alat vital’ manusia yang membedakan dirinya dengan makhluk Tuhan lainnya, bahkan juga antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Melalui bahasa, setiap kita tahu kehendak, harapan dan perasaan yang tertanam di balik batin. Pun dengan bahasa, siapa pun menjadi mampu menghidangkan kelopak-kelopak jiwanya ke hadapan sesamanya.

Demikian kata penyair, pelukis, filsuf, agamawan juga mistikus Khalil Gibran tentang makna kata dalam bahasa. Kata dalam bahasa, baik yang digunakan sebagai bahasa alami/sehari-hari, ilmiah maupun bahasa sastra seperti lazim dikemas Gibran memiliki tempat yang bermartabat dalam fungsinya. Karena fungsinya tersebut kata menjadi serupa doa, bermakna dan bernilai  dalam kehidupan, sehingga tidak sekedar sebagai media komunikasi jumpa-kenal dalam relasi.

Dalam relasi perjumpaan fungsi kata kadang terjungkal oleh karena kepalsuan-kepalsuan, amarah, hasutan-hasutan dan emosi sesaat. Tidak jarang kita menyaksikan dan mendengar umpatan dan makian. Kata bahasa yang menunjuk-jelaskan tentang alat kelamin dijadikan sebagai  makian. Padahal alat kelamin itu sendiri memiliki martabatnya sendiri. Kata bahasa tentang binatang dijadikan sebagai perendahan martabat manusia. Padahal, binatang apapun jenis dan namanya adalah makhluk yang bermartabat dalam dunianya sendiri.

Kita lantas bertanya, sesungguhnya apa makna kata dalam bahasa dalam ragam fungsinya. Baik dalam fungsi instrumental untuk mencapai tujuan yang bersifat material; dalam fungsi regulatoris untuk perbaikan dan perubahan tingkah laku; dalam fungsi interaksional-personal untuk saling mencurahkan perasaan dan pemikiran antara seorang dengan yang lain; dalam fungsi heuristic untuk mengungkapkan tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajari; dalam fungsi imajinatif untuk menampilkan gambaran-gambaran tentang kehidupan yang diimpikan, pun dalam fungsi representasional yang bertujuan untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya kepada orang lain.

Apa makna kata bahasa dalam fungsi bahasa di atas? Jawabannya adalah tunggal seperti yang sudah disinggung di atas bahwa kata bahasa adalah bermakna dalam kehidupan karena bertujuan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral manusia dan isi kehidupan yang lain. Bahwa sesungguhnya berkata berarti berdoa. Berkata berarti kita memuliakan kehidupan. Berkata berarti membebaskan kehidupan dari kepalsuan-kepalsuan, kemunafikan-kemunafikan, cacat cela dan kebohongan-kebohongan. Berkata berarti memberikan perubahan dan mencerahkan bukan hanya terhadap kata itu sendiri, tetapi juga kepada kehidupan.

Lantaran itu, apakah kita pantas mewarisi kata-kata kotor? Mengumpat dan memaki? Membenci dan dendam dengan menggunakan kata baik yang terkatakan maupun yang tak terkatakan? Kita rupa-rupanya terjebak dalam kata bahasa yang sekedar fisikalistik/alami dan sehari, yang menurut Otto Neurach merupakan sebuah kata bahasa yang belum dianalisis dan tidak tepat.

Namun demikian, masih menurut Neurach dalam perjalanan kehidupan kita percaya bahwa setiap kata dalam bahasa sehari-hari yang fisikalistik akan terbukti bisa digantikan oleh istilah dalam bahasa ilmu yang telah maju dengan bantuan istilah dari bahasa sehari-hari. Apa yang mau dikatakan Beurach bahwa kata bahasa dalam fungsinya adalah mencerahkan jika digunakan secara baik dan benar berdasarkan proses pengetahuan dan ilmu yang dimiliki manusia.