Murid Sekolah Dasar negeri 1 Beutong Ateuh Nagan Raya Nanggroe Aceh Darusallam.

Sore hari, Rabu 28 April 2010, tiga murid Sekolah Dasar Negeri 2 Beutong Ateuh keluar dari ruangan kelas 5. Ketiganya larut dalam canda, sesekali melepas tawa menyusuri lorong depan sekolah sampai menyeberang ke teras depan ruang guru.

Di pagar besi depan teras itu, ketiganya memebenahi jilbab agar tampak elok di-jepret kamera. Mereka berbaris, senyum dilepaskan. Dalam gaya masing-masing ketiganya menunjukkan diri. Dalam kekhasan dan keunikannya masing-masing, mereka ungkapkan siapa mereka.

Rekaman kamera sore hari itu tidak hanya mau menunjukkan tentang ketiganya sebagai pribadi, tetapi lebih dari itu mengungkapkan tentang nilai-nilai:  kesederhanaan, solidaritas dan keuletan dalam meraih cita-cita.

Mereka adalah Nurul Ala Nurillah (10), anak keempat dari empat bersaudara, putrid dari pasangan Bapak Rusli dan Ibu Ati. Melda Al-hadits Tabaya (10), anak kelima dari lima bersaudara, putri pasangan Bapak Budiman dan Ibu Nurmalu. Dan Ida Hasraini (10), anak ketiga dari tiga bersaudara, putri pasangan Bapak Banta Ali dan Ibu Mardyah.

“Kami bangga bisa bersekolah di sini. Kami punya guru-guru yang baik, yang mau mengajarkan kami tentang banyak hal” Kata Nurul. “Ya, walaupun kami memiliki kekurangan, tapi kami tidak putus asa, kami tetap semangat dan giat dalam belajar” tambah Melda.

“kami berterima kasih kepada guru-guru kami, yang telah mengajarkan kami. Kami sangat senang” Ida menegaskan. “Ya, kami mengucapkan terima kasih untuk guru-guru kami, karena mereka kami bisa membaca dan menulis, juga menjadi anak yang cerdas” tutup Nurul sambil melepas senyum malu-malu.

Melda, Ida dan Nurul termasuk murid-murid berprestasi di sekolah. Hasil ujian terakhir menunjukkan tentang hal itu. Melda meraih juara pertama, Ida mendapat juara kedua dan juara ketiga diperoleh Nurul. Mendapatkan prestasi, lantas tidak membuat mereka sombong “Itu artinya, kami harus semakin giat belajar” kata Nurul. “Membuat kami lebih rajin belajar, agar kami berhasil“ Tambah Ida.

Menutup kisah sore hari, Melda, seperti mau menegaskan peran mereka sebagai murid bahwa belajar adalah kegiatan utama dan pertama “Belajar…belajar dan belajar” tegas Melda.