Tuhan, aku mau sendiri, sepi, tampa-Mu. Jangan langkahkan kakiku, biarkan aku jejak gersang. Jangan tengadahkan wajahku, biarkan aku tatap senyap. Jangan katupkan tanganku, biarkan aku menggenggam sepi.

Kusaksikan dan alami hari-hariku. Aku berteriak-teriak demi nama-Mu. tetapi ragaku tercabik-cabik. Jiwaku tersayat-sayat. Demi nama-Mu aku memusnahkan rahmat-Mu hanya dalam sekejap. Beribu-ribu nyawa melayang. Beribu-ribu darah tertetas. Beribu-ribu air mata tumpah. Kemudian aku menyebut diriku ‘syahid’

Kusasiksikan dan kualami hari-hariku. Aku berdoa demi nama-Mu. Aku membuat tanda salib. Tetapi tanda salib-Mu itu bagai belati. Aku menikam dubur-dubur kecil para bocah. Aku memperkosa para wanita. Jubahku disibak, nafsuku dilepaskan. Aku juga mengumandangkan perang. Demi nama-Mu aku meminta domba-domba-Mu untuk membakar ayat-ayat suci-Mu. Kemudian aku menyebut diriku ‘Santo’

Tuhan jangan usik tenangku, diamkan rahmat-Mu. Jangan beri aku secercahpun, aku mau hampa. Izinkan aku merenungkan semuanya ini dalam sepi. Pada malam-malam panjangku. Apakah aku yang telah berteriak dan menyebut nama-Mu adalah sungguh-sungguh hamba-Mu.

Kusesali semuanya. Mengapa hari-hariku diliputi dendam dan prasangka. Mulutku menyebut nama-Mu, tapi tanganku mencabut belati dan membunuh dan kakiku menginjak meremukan tubuh dan kepalaku. Mulutku menyanyikan kidung-Mu. Tapi pantat dan pahaku bergoyang-goyang, memperkosa.

Padahal Aku tahu Tuhan. Kau sudah menulis ‘pada mulanya adalah firman’ dan selanjutnya Kau menghendaki supaya aku ‘bacalah’. Tetapi aku buta, sehingga aku tidak mendengar apa yang Kau firmankan. Dan aku pun buta sehingga aku tak dapat membacanya secara benar.

Aku hanya mendengar samar-samar, lalu dengan pongah ku-kumandangkan ‘aku dengar Tuhan berfirman’. Aku membaca tetapi hanya dengan meraba-raba, lalu aku berteriak dengan angkuh ‘aku sudah membaca’.

Tuhan, maafkan aku. Aku ternyata hanya seorang manusia penuh salah dan dosa. Aku adalah manusia bodoh karena telah mengaku sebagai pribadi yang beragama, tetapi sesungguhnya aku ternyata tidak beriman kepada-Mu. Tuhan aku mau sendiri. Segalanya bukan karena aku membenci-Mu, tetapi sebuah pinta paling suci, aku mau sendiri. Istiqfar.