Maci Ida dan Syech Po adalah dua seniman perempuan dari Aceh Barat. Keduanya melantunkan syair dari pentas yang satu ke pentas yang lain. Kedua seniman senior ini, mengabdikan hidupnya hanya untuk seni, dan dari seni yang sama mereka hidup. Syech Po yang selalu mendapatkan inspirasi syair dari kepulan asa rokok lintingan, terkenal sebagai guru tarian Pho, sebuah tarian tradisional Aceh. Perkataan Pho berasal dari kata peubae, peubae artinya meratoh atau meratap. Pho adalah panggilan atau sebutan penghormatan dari rakyat hamba kepada Yang Mahakuasa yaitu Po Teu Allah. Bila raja yang sudah almarhum disebut Po Teumeureuhom.
Tarian ini dibawakan oleh para wanita, dahulu biasanya dilakukan pada kematian orang besar dan raja-raja, yang didasarkan atas permohonan kepada Yang Mahakuasa, mengeluarkan isi hati yang sedih karena ditimpa kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan yang diiringi ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam. Tarian ini tidak lagi ditonjolkan pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada upacara-upacara adat.
Sementara Maci Ida menjadi terkenal karena suaranya mengangkasa melalui acara Tambo Rencong Aceh yang dipancarluaskan oleh 101,3 Dalka FM. Suaranya yang khas – meledak-ledak, kepiawaiannya dalam mengolah katakata syair, serta kemahirannya dalam berkomunikasi membuat namanya berkibar.
Menjelang pemilihan umum anggota parlemen periode 2009-2014 keduanya bertemu dalam sebuah acara yang tidak biasa dan baru pertama kali digelar pasca penandatanganan MoU Helsinki (15 Agustus 2005). Keduanya menggubah syair ’do daidi’ dan selanjutkan diperdengarkan kepada publik secara rutin dalam acara ’Dodaidi Damai’. Sebuah acara radio berdurasi dua jam yang berisikan syair-syair do daidi. Keduanya melantunkan syair-syairnya, selanjutnya memberikan ruang bagi pendengar untuk melantunkan syair-syair yang sama atau menggubah syair lain dengan tetap mengusung visi perdamaian Aceh.
Di bawah ini adalah salah satu karya Syech Po dan Maci Ida yang berjudul ’Perdamaian’.
Jak kudodi kudodi ayon
Taboh talo pon naleng kom-kom ma
Talo jih syah dat ayon kalimah
Tuan patimah yang pupon baca
Pergi saya dodi-dodi ayun
Pasang tali pertama rumput ilalang
Tali syhadat ayun kalimah
Siti fatimah yang mulai baca
Bebagah rayek anek lon sayang
Sabouh penesan aneuk bak poma
Karayeuk gata aneuk badan
lam pendidikan gata poma ba
cepatlah besar anakku sayang
Satu ibu pada anak
Jika kamu besar nanti
Ibu antar kamu ke sekolah
Wahe aneuk janton hate nan
jeut kepemimpinan pengurus bangsa
Bekna korupsi oh, jabatan
salah bak tuhan hana ampon dosya
Wahai anak kesayangan ibu
Jadi pemimpin mengurus bangsa
Jika ada jabatan jangan korupsi
Tidak diampuni dosa oleh Tuhan
Beu ek bahgia orou ngon malam
ke aneuk badan, doa bak poma ,
Ngon bijak sana ta ato program
lam perdamian kenam tacipta
Bahagia siang dan malam
Ibu berdoa untuk anak
Dengan bijaksana mengatur program
Ciptakanlah perdamaian
Bena taingat janton hate nam
Getimang – timang gata le poma
Geupeuh ngon bu gejampu pisang
Jedodi sayang sajan ie mata.
Suatu saat nanti ingatlah ibu
Diberi kasih sayang oleh ibu
Nasi campur pisang
Sambil dodaidi menitikan airmata