“Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda”

Suatu ketika seorang sahabat menulis di wall facebook-nya “Mark Elliot Zuckerberg adalah manusia paling beruntung di awal abad 21. Namun andai saja dia salah mengambil keputusan untuk meninggalkan Harvard, dan ternyata Facebook tidak berkembang seperti sekarang ini, maka Elliot adalah makhluk paling idiot”

Mengapa tidak? Setelah Zuckerberg bersama tiga sahabatnya Andrew McCollum dan dua teman sekamarnya Dustin Moskovitz dan Crish Hughes menemukan jejaring social yang bernama Facebook, Zuckerberg berhadapan dengan pilihan yang sulit.

Meninggalkan bangku kuliah di Harvard dan mengembangkan jejaring social facebook, atau tetap memilih kuliah lantas meninggalkan facebook yang sudah beranjak popular? Dengan sikap yang optimis Zuckerberg dan kawan-kawannya memilih untuk meninggalkan kuliah mereka, dan memfokuskan diri pada proyek Facebook tersebut. Suatu pilihan yang mujur, lantaran facebook akhirnya mampu menggenggam jutaan manusia sejak didirikannya pada Februari 2004.

Mulanya nama Facebook berasal dari nama majalah mahasiswa di Universitas Harvard Amerika Serikat yang digunakan untuk memperkenalkan kepada Mahasiswa baru untuk mengenal komunitas kampus.Facebook dibuat untuk membuat komunitas online sehingga orang-orang bisa saling mengenal dan menghubungkan orang-orang yang memiliki minat dan hobi yang sama.

Ketika Zuckerberg pertama kali menemukan Facebook, dia hanya ingin membuatnya untuk mahasiswa Harvard, dan tidak lebih dari sebulan, lebih dari setengah yang telah lulus telah menjadi anggotanya.

Lalu setelah dua bulan terbentuk Zuckerberg telah membuka pintu virtual untuk menerima anggota dari Yale dan Stanford, dan pada april 2004, Facebook telah  memiliki Lembaga kampus dan juga beberapa perusahaan besar. pada desember 2004, Facebook telah melebar meliputi 1 juta anggota.

Sementara itu pada 2009, pengguna facebook tercatat melebihi 400 juta orang. Dan Indonesia adalah salah satu Negara pengguna jaringan pertemanan facebook terbesar. Seperti diketahui di Indonesia sendiri sudah mencapai 11.759.980 pengguna (nomor 7 terbanyak di dunia) mengalahkan Australia (posisi ke-9) dan hanya berbeda tipis dengan Italia (pengguna 12,581,060 orang). Indonesia juga berada pada posisi ke-9 dari 10 negara tercepat pertumbuhannya di seluruh dunia.

Segmen umur terbanyak adalah umur 18-24 tahun sebanyak 2.486.380 pengguna (40.1%) dan umur 14-17 tahun pada posisi ke-3  (21%), total pengguna dari kedua segmen ini saja mencapai 7.235.960 pengguna. Ups…fenomenalnya facebook bukan tanpa dampak. Tak terbantahkan bahwa dengan dan melalui facebook, kita mampu membangun jejaring dan relasi. Kita dapat bertukar informasi, pengalaman dan pengetahuan.

Seperti mottonya:  “Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda” seperti itulah maksud dan tujuannya agar pada setiap perjumpaan dalam dunia maya kita dapat berinteraksi secara sehat untuk kehidupan kita sendiri dan orang lain.

Namun, di samping sisi positifnya, ada pula dampak negatifnya. Seorang suami di Inggris,  dijatuhi vonis seumur hidup karena membunuh istrinya. Penyebabnya, si istri mengubah status di Facebook menjadi “single” alias lajang.

Kasus lain, menurunnya Nilai Ujian di Ohio State University. Disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.

Dampak lain adalah mengurangi kinerja, berkurangnya perhatian terhadap keluarga, tergantikanya kehidupan social, batasan ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur, tersebarnya data penting yang tidak semestinya, pornografi, pemanfaatan untuk kegiatan negatif.

Berangkat dari semua dampak negatif di atas adalah baik jika kita bertindak bijak. Segala sesuatu, termasukd di antaranya adalah penggunaan jejaring social facebook, jika digunakan sebagai sesuatu yang postif, sudah barang tentu akan mencerahkan, mencerdaskan dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik.

Tidak ada seorang manusia pun yang melarang membangun jejaringan pertemanan dengan siapa pun, termasuk penjahat sekali pun jika tujuan yang mau dibangun adalah untuk perubahan ke arah yang lebih baik, demi hidup dan kehidupan yang damai aman dan bermartabat.***

(dari berbagai sumber)