Melihat Indonesia dengan hati nurani, bangun bumi pertiwi dengan budi pekerti

Demikian kalimat yang tepat jika saya hendak meringkas tentang Indonesia melalui dan dalam film-film berikut: ‘The Mirror Never Lies’, Tanah Air Beta, Denias Senandung di Atas Awan, Laskar Pelangi dan sederetan film yang bertemakan tentang keindonesiaan (dalam berbagai sisi dan segi kehidupan).

Keempat film ini menampilkan secara jujur tentang Indonesia. Menampilkan peta kehidupan social, kultur, agama dan masyarakat, perjuangannya mempertahankan kehidupan, serta termasuk seberapa jauh jamahan pembangunan menyentuh sisi terdalam kehidupan masyarakat.

Menonton film-film di atas, kita seperti diajak untuk melihat dan mengakui Indonesia dengan jiwa besar. Mengakui kekurangan-kekurangannya, keterbatasan keterbatasannya pun potensi-potensi yang belum dimaksimalkan. Namun pada saat yang sama kita bangga, bahwa sebagai sebuah bangsa, Indonesia sesungguhnya kaya raya, baik dari segi nilai-nilai kebudayaan dan tradisi, maupun sumber daya alam dan manusianya.

Inilah potret Indonesia, baik atau buruk Negara kita: Indonesia adalah ‘Tanah Air Beta’. Melalui dan dalam pribadi keempat bocah (Pakis, Denias, Merry dan juga Lintang) dalam keempat film di atas, kita sesungguhnya melihat diri kita masing-masing, pun pula kita melihat bangsa kita sendiri.  Diri dan pribadi kita yang senantiasa berjuang tanpa kenal lelah, walau rintangan terus menghadang demikian juga dengan kita sebagai bangsa yang terus bergeliat menata kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.

Akhir kata, satu pesan untuk kita semua: Mari kita Melihat Indonesia dengan hati nurani, bangun bumi pertiwi dengan budi pekerti.

‘The Mirror Never Lies’

 

Di tepi laut Wakatobi terdapat seorang gadis kecil bernama Pakis. Gadis berusia 12 tahun ini berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di lautan. Pakis melakukan ritual suku Bajo di mana mereka percaya dengan menggunakan cermin, Pakis berharap dan terus menanti melihat bayangan ayahnya. Namun, apa yang diharapkannya tak kunjung terlihat. Harapan Pakis tersebut sering dihancurkan oleh ibunya, Tayung yang mencoba menutupi kejadian yang sebenarnya. Penyangkalan yang dilakukan Tayung membuat ia memakai bedak putih di wajahnya, sebuah tradisi di suku Bajo.

Meskipun coba untuk dihancurkan oleh ibunya, namun harapan Pakis tetap besar. Bersama sahabat karibnya, Lumo, Pakis terus mencari jawaban di Laut Wakatobi. Persoalan dan konflik Pakis dengan ibunya semakin pelik ketika Tudo, seorang peneliti lumba-lumba muncul ke dalam hidup mereka. Ke empat karakter ini kemudian saling berinteraksi di kehidupan sehari-hari dan mereka juga punya penafsiran masing-masing terhadap laut. Namun, mereka sepakat bahwa lautlah yang membantu mereka menemukan jati diri mereka.

Demikianlah kisah ringkas ‘The Mirror Never Lies’ sebuah film drama yang diproduksi Set Film and Wwf Indonesia dengan sutradara Kamila Andini. Menurut salah satu produsernya, Garin Nugroho, The Mirror Never Lies merupakan potret tentang Indonesia “”Film ini merupakan satu upaya memahami budaya laut atau maritim Indonesia. Ini kisah mereka yang hidup mengikuti laut. Laut memberi kabar baru dengan caranya sendiri. Inilah yang terpenting dari film ini,” Kata Garin.

Tanah Air Beta

Ketika Timor-Timur berpisah dari Indonesia, perisahan harus terjadi, terhadap dua kakak beradik yang saling menyayangi, mereka terpaksa harus hidup dalam kondisi dan lokasi yang berbeda, dikarenakan kepentingan yang sangat tidak mereka mengerti, menjadikan Merry (10 th) harus tinggal berdua saja dengan ibunya…Tatiana (29 th) disebuah kamp pengungsian  di Kupang NTT. Sementara kakak laki-lakinya Mauro (12 th)  tinggal bersama pamannya… di Timor Leste!

Tatiana dan anaknya…Merry, hidup di sebuah kamp pengungsian bersama ratusan ribu orang pengungsi lainnya. Di antaranya Abubakar seorang keturunan Arab yang sudah turun temurun hidup dan tinggal di Timor-Timur. Tatiana mengajar di sekolah darurat di kamp tersebut. Merry juga bersekolah di tempat itu bersama Carlo seorang anak laki-laki yang sangat jail dan suka menggangu Merry, itu dikarenakan Carlo ingin sekali  mempunyai seorang adik dan merasakan kembali cinta kasih  keluarga

Kehidupan yang sangat berat di sebuah kamp pengugsian dan di tengah ketidakpastian akan keberadaan anak laki-lakinya, tidak membuat Tatiana menjadi lemah. Kerinduan Merry akan kakaknya dan penderitaan yang begitu mendalam dari sang ibu…menjadikan Merry, anak perempuan yang cerdas dan nekad. 
Suatu hari Dari seorang petugas relawan, Tatiana mendapatkan informasi bahwa ada kemungkinan ia bisa bertemu dengan anak laki-lakinya. Dan akhirnya merekapun bertemu.

Demikianlah ringkas ‘Tanah Air Beta’ film bergenre anak yang disutradari Arie Sihasale dan diproduksi oleh rumah produksi Alenia Pictures. Terlepas dari isi film itu sendiri, Sihasale sebenarnya hendak mengajak penonton di seluruh tanah air untuk melihat sebidang wajah Indonesia yang bernama Atambua “Semoga anak-anak bisa melihat film dengan gagasan baru ini, agar mereka tahu kehidupan di sana (Atambua) seperti apa,” kata Sihasale.

Denias Senandung di Atas Awan

Denias, anak seorang petani suku di pedalaman tengah Papua yang selalu bersemangat dan ingin bersekolah. Dunia Denias adalah dunia sederhana, bermain dan bersekolah selain membantu Bapak di ladang.

Agar bisa tetap sekolah, Denias pergi meninggalkan rumah. Meskipun sangat jauh dan banyak rintangannya, Denias terus mengejar cita-citanya. Di tempat yang dituju, perjuangan Denias belum selesai, Sebagai anak suku biasa, Denias tidak mungkin boleh bersekolah di sekolah fasilitas itu. Perkenalannya dengan Enos membuat Denias bisa masuk ke dalam halaman sekolah dan berupaya memetik pengetahuan dengan caranya sendiri. Apakah kegigihan dan semangat Denias menghadapi rintangan yang ada membuatnya putus asa?

Denias masih harus berlari dan terus berlari merebut cita-citanya. Ia harus melintai sungai tanpa alasa kaki. Ia harus memberontak keluar dari jeritan kemiskinan. Memberontak dari kungkungan budaya yang terus membelenggu dan usang. Denias lari…lari ke kota…menyelinap sembunyi di balik terpal sebuah pick up untuk bisa bebas. Setelah melewati gerbang jaga, Denias selanjutnya memulai sesuatu yang baru, Ia bersekolah walau hambatan terus mengintainya.

Demikianlah ringkas kisah ‘Denias Senandung di Atas Awan’ garapan sutradara John De Rantau yang pernah menjadi film terbaik di tanah air. Pada tahun 2006 film produksi Alenia Pictures & FC Entertainment ini berhail menyabet ‘Best Movie’ JiFFest, tiga Piala Citra, Humanity Award BiFFest. Sementara pada tahun 2007 film dengan produser Ari Sihasale, putra Papua ini berhail meraih pernghargaan sebagai film Etnik Terpuji versi Festival Film Bandung (FFB). Terlepas dari sederetan penghargaan yang sudah dan mungkin akan diterimanya, Denias Senandung Di Atas Awan sebetulnya merupakan gambaran nyata atas realitas pendidikan di wilayah Timur Indonesia.

Laskar Pelangi

 

Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan. 5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?.

Film yang diadaptasi dari novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustakapada tahun 2005 dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, dan kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.

 

Sumber:

http://www.21cineplex.com/tanah-air-beta,movie,2300.htm

http://www.21cineplex.com/the-mirror-never-lies-lies,movie,2533.htm

http://www.21cineplex.com/denias-senandung-diatas-awan,movie,1537.htm

http://www.21cineplex.com/laskar-pelangi,movie,1941.htm

http://showbiz.vivanews.com/news/read/216847–the-mirror-never-lies–kisah-hidupsuku-bajo

http://showbiz.vivanews.com/news/read/161834–tanah-air-beta–dinikmati-lewat-layar-tancap

http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=3463

“Semoga anak-anak bisa melihat film dengan gagasan baru ini, agar mereka tahu kehidupan di sana (Atambua) seperti apa,” (Ari Sihasale)

Tanah Air Beta
– Watch more Videos at Vodpod.