gereja maronit

Katedral Kristiani Maronite St. George, kiri, dan Mesjid Mohammed al-Amin saling berdampingan di pusat kota Beirut, Libanon, Minggu (17/09). (AP / Petros Karadjias) sumber: graphic.christianpost.co.id/.../340/45/image.jpg

Ketika saya menulis ’Yesus menurut Kahlil Gibran” dan selanjutnya diposting ke public bloc Kompasiana (http://public.kompasiana.com/2009/08/31/siapa-yesus-di-mata-kahlil-gibran/) ada sebuah komentar yang menanyakan tentang latar agama seorang Kahlil Gibran. Tulisan ini selain mau menjawab latar belakang agama Gibran, juga mau memperkenalkan kita dengan sekelumit agama maronit.

 Gereja Maronit adalah satu-satunya Gereja dari Ritus Timur yang berada dalam naungan Roma. Sebagian besar anggotanya tinggal di Libanon. Nama Maronit berasal dari nama seorang pertapa, Maron (+458), yang menetap dekat Apamea dan Sungai Orontes, Syria. Theodoret dalam biografinya menyebutkan bahwa Maron selalu hidup dalam doa yang khusuk.

 Orang-orang yang berada di sekitarnya menyebut Maron sebagai seorang Santo, lantaran itu setelah Maron meninggal mereka meneruskan cara hidup dan spiritualitasnya. Mereka membentuk komunitas yang semakin besar dan menamakan diri sebagai maronit. Itulah awal mula Gereja Maronit.

 Dalam perjalanan sejrah Gereja Maronit selalu setia kepada ajaran yang benar, walaupun beberapa saat cenderung kepada monotelitisme, karena mengikuti Batrik Sergius dari Konstantinopel (638) yang menyangkal kehendak manusiawi dalam Kristus. Sejak semula Gereja Maronit berpegang teguh kepada Allah Yang Maha Esa dan Allah Tritunggal. Pada abad ke 7 Gereja Maronit menyusun hierarki sendri.

 Disebutkan bahwa Gereja Maronit Libanon adalah Gereja yang pertama berhubungan dengan Roma. Jeremias Al-Amshiti (1199-1230) adalah Patriach Maronit pertama yang mengunjungi Roma dan mengikuti konsili Lateran (1215). Pada abad ke 13 persatuan dengan Roma tidak berjalan lancar karena perang salib, tatapi akhirnya dikukuhkan kembali dalam Konsisili Firenze (1445). P. Yohanes Eliano, SJ dan John Bruno, SJ bekerja keras untuk membina persatuan ini dan berkat usaha kedua orang ini sejak 1584 Gereja Maronit memakai bahasa dan ritus Siria-Barat dalam liturgi.

 Mula-mula para uskup hidup serumah dengan batrik, yaitu ‘batrik Antiokhia dan seluruh Timur’ mereka bertempat tinggal di Biara Bherke dekat Beirut. Keuskupan-keuskupan teritorial mula didirikan sejak 1736. Sejak 1926 gereja Maronit menjadi agama utama Negara Libanon yang merdeka, kendati hanya mencakup kurang lebih 30 % penduduknya waktu itu.

 Presiden Libanon selau seorang Maronit. Sekitar 470 ribu Maronit tinggal di Libanon, dan hampir sama banyaknya dengan di Amerika, Israel, Sria, dan Mesir, jumlah seluruhnya 1,7 juta orang. Kongregasi para Santo Fransiskus menyebar ke Amerika dan Kongregasi Suster-Suster Santo Antonius bahkan didirikan di Amerika.

 Sumber: Bdk. New Catholic Encyclopedia, Second Edition, Washington DC, Thomson Gale, 2003, hal. 192-201. Wissels, Op.Cit., hal. 45-61. Adolf Heuken, Ensiklopedi Gereja, Jilid V, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 2005, hal. 199. Juga bandingkan: http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/Ephrem.jpg&imgrefurl=http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Maronit&usg=__dGQ9tDbnAzw6BLsuCYU4n0MAuIg=&h=300&w=224&sz=15&hl=id&start=2&um=1&tbnid=sLh5daEb6QaA0M:&tbnh=116&tbnw=87&prev=/images%3Fq%3Dagama%2Bmaronit%26hl%3Did%26sa%3DN%26um%3D1