Tiga ekor cicak bergelantung di langit-langit sebuah rumah kayu. Sepasang sedang bergulat dengan rasa, sementara yang seekor menyaksikan dengan saksama. Serupa sedang menunggu. Mungkin di balik rasanya ada cemburu dan atau marah. Melihat kekasihnya dilingkari. Atau mungkin pula geli dan lucu, sebab sepsang itu sudah sedang melakukan hal tak senonoh di hadapannya.

Tiga ekor cicak yang tak bisa menebak mana jantan dan mana betina. Namun yang pasti sepasang itu yang sedang bercengkerama, ada dua rasa yang sedang beseteru. Jantan dan betina. Dan seekor yang lain, yang entah jantan, entah betina sudah sedang menunggu dengan rasa. Menunggu untuk selingkuh dan menumpahkan segala rasa yang terpendam. Dan atau mungkin juga menumpahkan segala amarah.

Tiga ekor cicak itu mucul di halaman facebookku, kiriman kawan pada 28 Juli 2010. Tercatat ada ratusan komentar sampai catatan ini dibuat. Di bawah judul ‘Cinta Lokasi’ para komentataor bersahut-sahutan menumpahkan rasa. Semuanya berawal dari sepenggal kalimat “ALL@ kalau di jakarta ada yang namanya Kisah Cicak dan Buaya kalau di Aceh nama nya Kisah Cicak dan Cinta hehehehehehe Canda tau”

Itu kisah mula-mula. Kalimat yang ditulis Hamdi Tujuh Abad. Kawan saya, pembuat peristiwa, sumber segala rasa yang tertumpah. Dalam sekejap seteru dan lucu melebur dalam halaman-halaman komentar.

Chanty Lovesa D’c, juga sahabat dunia maya menulis komentarnya “haHaha. . .Krja k’hMdi laH nE mNcpTakaN ksaH brU. . .” Suasana jadi kian berubah. Tawa itu tiba-tiba pecah. Hamdi Tujuh Abad kembali mengalihkan cerita “Cannty@ kasihan betul nasib cicak……antara kejujuran dan kebohongan jaman gni masih ada selingkuh…jawabannya MANTAP”

Merambatlah semua kisah dan cerita dalam komentar yang rupa-rupa. Ada amarah yang meledak-ledak, meronta-ronta menolak selingkuh sebagai yang salah dan haram hukumnya.

“dsaR cwOk. . .SneNg deH thU pnYa isTri bNyak. . .JgN miL, kTa jga mzTi prThaNkaN hak nYamUk laH yg nGk maU d maDu. . .Mzki d prBoleHkaN, tp keseTiaaN thU ttap hal uTama lhO. . .pA gNa pOligMi tp taX bsa brtNggUng jwaB scRa aDil tp hnYa uNtk mMnUhi nfsU beLaka.” tulis Chanty Lovesa D’c. Karmila Caem menimpal “Klo gt mila dkunx k.cnty ja,mila gk jd dkunx k.hmdi…. krna cwo2 ne buaya drat mua…gk ck0p m 1 cwe,dsr cwo”.

Namun ada pula yang dengan canda menyetujui selingkuh serupa sebuah anugerah terindah. Ikut arus, sekedar turut memeriahkan suasana, saya menulis itu demikian “Pacaran dan selingkuh tuh haram jadi kalian gak boleh pacaran apalagi slingkuh cukup yang berumur di atas 25 thn ke atas”. Yang serupa itu disetujui Hamdi tujuh Abad “Kris@ tepat banget pacaran hanya diperuntukkan kepada orang2 dewasa minimal 25 tahun ke atas….karena mereka dah tau metoda untuk menyusun perencanaan selingkuh….”

Itu sepenggal kisah dari tiga cicak yang tak berbentuk rupa. Mana jantan, mana betina. Serupa tahu semuanya berkomentar. Menebak-nebak jadi kisah menyengat rasa. Hingga ada yang mengumpat dengan nada lentur penuh lembut.

Tentang itu, Chychy Ajaah yang berkomentar “lalee….ngebahas tntang cicak, ntah pha tah…bngung qt” ..mndiinng nyanyii aj yUukz ….cicaaakk” di dndiiinngg ..diaaam” mryaaapp ..dtaaang s’ekor nymk ..haaaappppp..llueee d tnggkp .. “

Dan serupa penyejuk rasa, meyembul dari seratusan komentar yang rupa-rupa warna Karmila Caem beristiqfar “Masya allah klian ne…dr kmrn cmpe’ cxrg bl0m brhnti uga ngmongin mclh cicak….ya allah ampuni lh hmba2 mu ini”