Kututipkan ini untuk para sahabat yang sudah sedang jatuh cinta………………………….

Bercinta dan atau percintaan adalah sebuah seni melawan diri sendiri bagaimana kita bisa mengalahkan diri kita sendiri. Bercinta dan atau percintaan tanpa melepaskan diri sendiri dari kepungan-kepungan kesenangan diri adalah sesuatu yang mustahil. Kita harus tewas dalam kesepakatan-kesepakatan, dalam kejujuran-kejujuran agar kesetiaan dan kepercayaan tercipta.

Bercinta atau percintaan adalah sebuah pengorbanan. Ini adalah kalimat klasik, namun selalu tidak dimengerti dan atau apalagi dipahami. Pengorbanan yang dimaksud bukan materi dan atau melulu dalam bentuk energy-fisik. Tetapi lebih dari itu adalah pengabaian atas kesenangan-kesenangan diri sendiri, pemaksaan kehendak, egoisme, dan sikap tidak peduli.

Jika sepanjang hari, sang kekasih merengek minta dimengerti, jangan pernah sekali-kali menyalahkannya, dan juga belum tentu anda sebagai kekasih yang baik. Pembuktiannya adalah pada keomunikasi yang jujur dan terbuka. Mengapa sang kekasih merengek sepanjang hari, dan anda bagai tidak peduli. Anda sudah peduli, tetapi sang kekasih memintanya lebih dan lebih.

Selidikilah dengan saksama kehadiran sang kekasih dari setiap peristiwa perjumpaan demi perjumpaan. Kenalilah itu dengan sungguh tanpa menuntut. Adakah dia serupa putri raja yang selalu meminta dayang-dayang. Sementara anda adalah seorang pangeran yang selalu ditemani banyak ajudan. Jika dalam peristiwa perjumpaan anda mengalami itu, maka sepakatilah agar antara satu dengan yang lain bisa menjadi pelayan bagi yang lain. Bersama harus tewas dalam dan untuk melayani dan dilayani.

Jika berjumpa dalam perjumpaan yang lain, sang kekasih selalu meminta lebih, sementara anda merasa tidak memiliki apa-apa, selain karena tidak punya apa-apa dan juga tidak suka untuk selalu berkorban. Maka sesungguhnya telah terjadi relasi cinta yang seharusnya. Sebab sesungguhnya anda pun sudah sedang diminta untuk memberinya lebih dan lebih. Cinta tanpa pengorbanan adalah mustahil. Karena anda dituntut untuk memberi dua kali lebih banyak dari satu kali yang diminta.

Namun demikian, anda tidak harus melepaskan semua, merelakan segala. Pengorbanan yang diberikan harus diukur dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Katakan ya jika memang anda dapat mengatakan dan bertindak bisa. Demikian juga katakan tidak jika memang apa yang diberikan tidak seperti yang diminta atau bahkan tidak memiliki apa-apa. Sebab sesungguhnya membangun relasi cinta tanpa dibarengi dengan komunikasi yang jujur, sudah barang tentu akan sama seperti rumah di bangun di atas pasir. Ambruk.

Berani bercinta dan membangun relasi percintaan berarti berani berkaca pada kehidupan. Apa yang terjadi dalam kehidupan adalah pencarian dan perjuangan tanpa henti akan sesuatu, entah. Ke-entah-an itu kita yakini sebagai kebahagiaan dan sebagian yang lain menyebutnya sebagai kesempurnaan. Dalam proses perjuangan dan pencarian tersebut yang terjadi adalah kita dituntut untuk menyepakati kesamaan-kesamaan dan menghargai ketidaksesuaian. Dengan kata lain berani bercinta dan membangun relasi percintaan berarti melengkapi kekurangan-kekuarangan dan belajar dari kekurangan-kekurangan tersebut untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan.

Tidak semua orang dapat dapat mengerti dan memahami bahasa ini bahwa bercinta berarti kita dituntut untuk tewas dalam setiap perjumpaan. Atau dengan kata lain bercinta berarti selalu bersanding dengan derita. Ketidakmengertian itu membuat sebagian dari kita menjadikan relasi cinta sebagai sesuatu yang hambar, jika tidak lebih kejam sebagai sebuah peritiwa yang menyakitkan. Putus cinta, pergi tanpa berita, bercinta tanpa kesetiaan, dan bahkan bunuh diri merupakan sebaris akibat dari cinta yang tidak dimaknai sebagai sebuah peristiwa kehidupan sebagai sebuah perjuangan, sebagai sebuah pencarian tanpa henti. Singkatnya sebagai sebuah perjuangan akan proses belajar tentang cinta itu sendiri.

Menutup kata-kata ini, sepenggal saya mengutip dari Gibran Kahlil Gibran tentang hakikat cinta “...aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta. Bekerja dengan rasa cinta, berarti kalian sedang menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri-diri orang lain – dan kepada Allah.”

Mungkin tidak sependapat, tetapi peristiwa tentang cinta selalu saja lahirkan cerita.………………..