Saya menyebut dua nama: Jessica Steinhauser  dan Maria Ozawa. Jessica, perempuan kelahiran New York  06 Agustus  1973 adalah blasteran dari ayah seorang berkebangsaan Jepang dan Ibu yang berkebangsaan Jerman. Selanjutnya, dalam perjalanan waktu, karena mabuk vodka dan pemberontakan atas situasi keluarga yang menurutnya bagai penjara, Jessica yang cantik menceburkan diri dalam kubangan lendir. Dia bukan lagi Jessica yang polos dan lugu, tetapi  telah berubah menjadi Asia Carera yang licin dan lincah. Suaranya tidak lagi sendu, tetapi  pekat dengan desahan.

Di kubangan lendir dia berenang antara Asia dan Amerika, dia bahkah ditahbiskan menjadi ‘Ratu Porno Sepanjang Masa’ hingga tiba suatu ketika, ia memutuskan menepi ke daratan, mengelantangkan dirinya jadi seperti Jessica sedia kala. Penyakit ADIS yang menderanya seperti cubitan ubur-ubur yang menyengat. Dia pun sadar. “Aku akan memberikan segala kekayaan yang aku punya untuk amal sosial”.

Seusai Asia Carera, muculah Maria Ozawa. Wanita jelita kelahiran Hokkaido Jepang, 8 Januari 1986 tampil lebih imut dan manja. Kendatipun lahir dari keluarga blasteran, dari sang ibu yang asli Jepang dengan Bapaknya yang berasal dari Perancis, keturunan Canada, Ozawa masih tetap tampak sebagai wanita Sakura. Tatapan matanya yang dingin, lengkung bibir dan paduan tinggi hidung kecil pada tubuh yang sintal dan bening menampilkan Ozawa sebagai pribadi yang dingin dan lembut.

Namun, dalam perjalanan waktu, keingintahuan masa kanak-kanak yang besar dan perjumpaanya dengan seorang pekerja AV (rumah produksi film di Jepang) Ozawa seperti sudah sedang menemukan dirinya. Karirnya pun dimulai dari B-Open, sebuah agen artis terkenal di Jepang. Dia diterima di B-Open, Ozawa menjadi model dari situs http://www.shirouto-teien.com pada bulan Juni 2005. Di situs ini, Maria membintangi beberapa set foto dan tak dinyana, Ozawa pun berenang di kubangan lendir.

Sudah sejak itu, tidak ada lagi Maria Ozawa, kita mengenalnya sebagai Miyabi. Indah tubuhnya dan imut wajahnya tidak lagi menampakkan kelembutan, tetapi telah menjadi kian genit dan lincah. Tatapan matanya tidak lagi iba, tetapi sudah sedang seperti mengajak menukar rasa, tampak kian menantang. Dua belah bibirnya yang setengah merekah menampilkan kehausan yang mendalam pada lumatan pejantan.

“Setelah yang pertama itu, memang rasanya saya seperti tak lagi ingin melakukannya. Tapi setelah tiga kali melakukannya, saya jadi terbiasa dan baik-baik saja sehabis itu” demikian kata Miyabi tentang perasaannya mengapa ia memilih berenang. Tidak ada ketertarikan lain selain karena biasa dan menyadari sungguh bahwa semuanya baik adanya. Hal itu tampak dalam pernyataanya “mengapa semua orang membenci saya”

Namun sekarang, pada usia menjelang 22 tahun, Miyabi sepertinya sudah sedang menepi dari kubangan lendir. Tentang hal ini, bagi saya pribadi, menarik untuk disimak dan direfleksikan. Ada satu hal yang dirindukan Miyabi, ia ingin dicintai oleh keluarga dan siapa pun. Harapan itu mewujud perlahan dari nama barunya: Pauleen, sebuah nama yang diangkat dari salah seorang tokoh yang diperannya dalam film horror ‘Hantu Tanah Kusir’. Tentang perubahan dan atau pergantian namanya, Miyabi menyelaskan “Saya sudah dengar banyak kabar bahwa ada kontroversi  yang muncul tentang saya saat categorical movie di Indonesia. Padahal, saya juga ingin menunjukkan kepada orang-orang tersebut bahwa itu semua sudah berlalu dan saya joke punya kemampuan untuk akting. Saya berharap pandangan orang-orang dapat berubah tentang diri saya, karena tentu semua orang ingin punya perubahan” tuturnya.

“Tentu semua orang ingin berubah” kalimat terakhir dari pernyataan Miyabi ini perlu diapresiasi. Terlepas dari yang dikatannya sebagai sekedar kata atau menjadi kata yang bermakna benar, sebagai makhluk yang juga memiliki salah dan dosa, kita mestinya memberi ruang untuk percaya. Perubahan adalah proses manusiawi seorang manusia, dan karena itu siapa pun dari antara kita yang hendak berbebah diri hendaknya dihargai dan diberi tempat, bukan sebaliknya dicibir dan menahbiskan orang tersebut, semisal Miyabi, sebagai yang ‘munafik’ dan atau ‘perusak moral bangsa’.

Mari kita memberi tempat di kedalaman hati kita untuk diri kita sendiri dan juga si cantik Miyabi. Si cantik kecil itu sudah sedang menepi dari kubangan lendir, hendak mengelantangkan diri menjadi Pauleen. Perempuan yang serupa apa kita belum tahu, yang pasti bukan hantu tanah kusir. Tentang dirinya sendiri, hanya Miyabi dan Tuhan yang tahu.