slide15Ciuman pertama adalah sebuah peristiwa rasa. Desakan hormonal memaksa sang pencinta mendekat, berkata dengan bibir tak terucap. Tetapi sebenarnya melampaui nafsu gejolak. Ciuman pertama adalah peristiwa perjumpaan dimana antara rasa menyapa, dahaga cinta tertambat.

Gibran Kahlil Gibran dalam Triloginya, Sang Nabi, Taman Sang Nabi, dan Suara Sang Guru. (Trj. Adil Abdilah & M. Amin Nasihin, Yogyakarta: Pustaka Sastra, 2004, hal. 232-233) melukiskan pengalaman ciuman pertama dengan sangat indah.

“Kecapan pertama dari cangkir sang bidadari berisi anggur kehidupan yang sangat lezat. Garis pembeda antara keraguan yang melemahkan jiwa dan menyedihkan hati, dengan kepastian yang mengisi batin manusia dengan kegembiraan yang meluap. Intro bagi kehidupan dan awalan drama manusia sempurna. Ikatan yang menyatukan keterasingan masa lalu dengan cahaya masa depan, antara kebisuan perasaan dan senandung lagunya”

Pengutuhan, demikian saya menyebut peristiwa ciuman pertama. Pengutuhan, karena mempertemukan kesedihan dan kegembiraan, kekuatan dan kelemahan, masa lalu dan masa depan, antara kebisuan dan senandung lagu.

Lebih lanjut Gibran menuturkan. ”Kata yang terucap oleh empat bibir, mengikrarkan bahwa hati adalah singgasana, cinta sebagai raja, dan kesetiaan adalah mahkotanya”

Sebagai sebuah drama, ciuman pertama adalah episode pembuka dalam latar kehidupan. Sepasang pencinta meletakkan kesetiaan, cinta sebagai latar kehidupan, dan bukan nafsu. Itu artinya, ciuman pertama bukan sekedar persoalan hormonal, tetapi merupakan ungkapan hati.

Ritual ciuman pertama yang dipentaskan adalah sebuah ritual yang tulus. Gibran melukiskan ritual itu dengan amat elok ”Belaian lembut jemari angin semilir di atas kelopak mawar-teriring desah panjang pembebasan dan sebuah rintihan yang manis. Getar magis yang mebawa para pencinta dari dunia yang penuh beban dan ukuran menuju dunia mimpi dan ilham. Penyatuan dari dua bunga yang harum semerbak, campuran dari keharuman mereka menciptakan jiwa ketiga. Bila pandangan pertama adalah benih yang ditaburkan sang dewi di ladang hati manusia, maka ciuman pertama adalah bunga di ujung dahan pohon kehidupan.”

Itulah peristiwa rasa, ciuman pertama. Melampaui orientasi seksual, sebenarnya ciuman pertama adalah sebuah pembebasan. Bahwa manusia siapa pun dia, tidak sendiri. Dan kesempurnaan, sebuah pengutuhan hanya dapat terjadi jika antara sepasang pencinta bertukar rasa dan melengkapi kehendak. Itulah cinta, yang hanya melalui ciuman pertama getaran kehidupan berjalan menjadi bernyawa.