Pante Cermin adalah nama sebuah desa sekaligus menjadi kota kecamatan di salah satu wilayah Kabupaten Aceh Barat. Mulanya, berdasarkan nama, saya menduga Pante Cermin terletak di pesisir laut dengan hamparan pasir putih yang indah, penuh biota laut yang  menawan dengan barisan tempat istirahat bagi para pengunjung yang sebentar berdarmawisata.

Namun dugaan itu salah, Pante Cermin justru terletak jauh di pedalaman Aceh Barat dan menjadi kecamatan terjauh yang  berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya. Sebuah pemukiman yang dikelilingi hutan dan dilingkupi bentangan sungai yang jernih.

Lantaran di kelilingi oleh bentangan sungai yang luas maka pemukiman yang suburitu dinamai Pante Cermin. Pada bentangan sungai-sungai itu potret keindahan alam tampak jelas terlihat.  Serupa kaca, masyarakat Pante Cermin tak harus memandang langit untuk melihat cuaca, dengan berkaca pada bening wajah sungai, mereka sudah dapat memastikan kapan saatnya mendung, hujan dan juga cerah.

Keunikan yang menjadi kelebihan Pante Cermin tidak hanya itu, bentangan sungai yang luas yang mengitari pemukiman Pante Cermin memberi  ciri lain bagi penduduk yang mayoritas bekerja sebagai petani sawah ini. Karena, kendatipun menjadikan bersawah sebagai pekerjaan utama, penduduk pante cermin memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengetam karet, pengumpul biji emas, dan pengumpul batu koral.

Berbagai jenis pekerjaan sampingan ini dilakukan selain secara ekonomis menguntungkan, juga secara social dan budaya menjadi khasanah. Secara social, penduduk Pante Cermin luput dari konflik sosial. Keragaman peluang kerja yang diberikan alam kepada mereka, memungkinkan mereka untuk bersaing secara sehat. Relasi sehat yang dibangun antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain, tercermin dalam bangunan relasi positif mereka dengan alam.

Selanjutnya, secara cultural, relasi social masyarakat yang sudah dibangun secara sehat member kekekuatan moral tersendiri. Budaya saling menghargai, hormat menghormati dengan sendiri dibangun, bukan hanya dalam relasi antara sesama manusia tetapi juga dengan alam sekitar. Sesama dan alam adalah anugerah. Dalam iklim cultural yang demikian, kepekaan, kepedulian, tenggang rasa merupakan elan vital kehidupan masyarakat Pante Cermin.