Pada terjalnya Gunung Salak  Bogor Jawa Barat, Rabu Rabu, 9 Mei  2012, akhirnya Poseidon, salah satu dewa terbaik Yunani membuktikan kedasyatannya. Sukhoi Super Jet 100, berubah sekejap jadi trisula pembunuh yang menewaskan puluhan penumpang. Bumi pun bergetar, air mata pun tumpah. Siapatah yang dapat membantah kedasyatan trisula sang dewa yang berjuluk Enosikhthon (Pengguncang Bumi) ini? Ada yang menduga, Sukhoi SuperJet100 jatuh menumbuk curam Gunung Salak adalah karena kutukan dewa Poseidon. Entah benar atau tidak, foto-foto Sargey Dolya dalam catatan ini cukup untuk menjelaskannya.

Tidak banyak yang menduga, bahwa kelakar-canda yang diperankan seorang laki-laki berbadut Poseidon di atas kabin pesawat, sebelum Sukhoi terbang ternyata menjelma jadi nyata. Dengan beragam gaya laki-laki itu tidak hanya menghadirkan hiburan yang memicu lucu para penumpang, tetapi aksi tusuk-tikam trisulanya bikin ciut juga.

Kelakar-canda yang bukan pada tempatnya, lantaran Poseidon bukan raja awan, pelintas batas gemawan dengan terbang. Poseidon adalah seorang dewa “penjinak kuda dan penyelamat kapal laut”. Dalam mitologi Yunani, Poseidon tidak dikisahkan ber-kereta terbang (pesawat). Tetapi ber-kereta kuda yang ditarik oleh Hippokampos atau oleh kuda yang bisa berjalan di atas air. Da dihubungkan dengan lumba-lumba dan trisula. Dia tinggal di istana yang terbuat dari terumbu karang dan mutiara di dasar laut. Di istananya terdapat kandang kuda yang sangat luas tempat ia menyimpan kuda-kuda penarik keretanya.