Menanggapi tulisan saya yang berjudul ‘Kangen Luna Maya” yang diposting pada https://krisdasomerpes.wordpress.com/2010/07/27/kangen-luna-maya/ Huda, salah seorang komentator, memberi pendapat dan masukan yang penting untuk perkembangan media massa di tanah air, baik media elektronik maupun surat kabar dan majalah dalam upaya mendorong pencerdasan anak-anak bangsa.

Dalam ‘Kangen Luna Maya’ saya mencoba mengelaborasi kecenderungan media massa yang yang reaktif terhadap isu-isu heboh ketimbang persoalan-persoalan penting dan substansial semisal masalah HAM, lingkungan hidup dan kebaharian. Namun demikian, saya berpendapat bahwa media tidak melulu salah, lantaran media pun harus pandai membaca prospek pasar. Dan seperti diketahui gejala umum penikmat media massa di tanah air (pembaca dan penonton) meminati ‘berita-berita terkejut’ itu walau sejatinya tidak menjawab kebutuhan akan perubahan social.

Menjadi soal bagi saya adalah, rupa-rupanya antara media massa dan massa (penonton dan pembaca) tidak terbangun hubungan atau relasi yang sehat dan konstruktif. Di antara keduanya ada ruang yang bernama ‘uang’ dan ‘kesenangan’. Media massa mengabaikan substansi berita dan tampilan demi ‘uang’. Sebaliknya, massa (pembaca dan penonton) mengabaikan kebutuhan untuk perubahan dan menempatkan media massa sebagai sekedar hiburan.

Penting dan perlu bagi kita untuk membangun jembatan antara media massa dan massa (penonton dan pembaca). Menurut Huda, komentator yang saya sebutkan di awal catatan ini, bahwa kita semua warga bangsa ini perlu memikirkan sebuah kurikulum yang bernama ‘Pendidikan Media’.

Huda mencatat bahwa sebagian besar waktu dalam sehari bagi warga bangsa ini, khususnya generasi muda habis untuk menonton televisi, membaca novel, majalah dan jelalajah internet. Namun sayang bahwa generasi muda yang mayoritas murid atau siswa atau pelajar tidak dibekali dengan pengetahuan tentang media secara serius dan komprehensip. Lantaran itu kurikulum pendidikan media menjadi sangat penting.

Tujuannya, selain seperti yang sudah saya sebutkan di atas yakni terbangungnya relasi yang sehat antara media massa dan massa bahwa antara keduanya saling menguntungkan, yakni media massa tampil sebagai media pendidikan public, di mana massa akan memandangnya tidak semata sebagai hiburan belaka, tetapi sebuah media pencerdasan.

Tujuan yang lain adalah menjadi sebuah pengetahuan dasar bagi para murid, siswa dan pelajar agar tidak seenak perut mengkonsumsi media massa, tetapi sebaliknya bertindak lebih selektif dan memandangnya sebagai media pencerdasan dan menggunakannya sebagai sebuah kebutuhan untuk perubahan social bukan kesenangan yang melulu hiburan.